
iyaa.com | Jakarta: Seperti halnya roti, skincare favorit kita juga bisa ditumbuhi jamur yang membuat kulit iritasi dan breakout.
Penyebabnya karena sudah kadaluarsa dan cara kita menyimpan produk skincare. Meski ada pengawet untuk mencegah munculnya mikroorganisme seperti jamur, ragi, dan bakteri di dalam produk skincare, pengawet tak selalu efektif menangkal jamur.
“Jamur tumbuh di mana ada lingkungan yang ideal. Kelembapan, suhu hangat, dan makanan semuanya diperlukan jamur untuk tumbuh,” jelas Roberta Del Campo, dokter kulit bersertifikat yang berbasis di Miami Beach, Florida, dilansir dari Allure.
Lalu bagaimana cara mengetahui produk skincare kita berjamur?
Jamur tak selalu berwarna hijau dan bisa terlihat jelas. Sebab jamur dapat berkamuflase dengan mengubah warnanya sama seperti produk skincare kita. Apalagi produk dalam tube dan botol yang bukan kaca, sulit untuk mengetahuinya.
Joshua Zeichner, direktur penelitian kosmetik dan klinis di bidang dermatologi di Mount Sinai Hospital di New York City, menyarankan untuk melihat tanggal kadaluarsa, serta gunakan pancaindra untuk mendeteksi jamur.
“Jika produk sudah berubah tampilannya, baunya, atau rasanya tidak seperti pertama kali membelinya, buang produk itu,” kata Joshua.

Foto: Everyday Health
Apa efek jamur bagi kulit?
Dijelaskan Del Campo, cara kulit beraksi terhadap jamur bergantung keadaannya dan juga sistem kekebalan tubuh. Jika sistem kekebalan tubuh normal dan kulit tidak iritasi, sedikit risiko jamur menyebabkan masalah.
Jika sistem kekebalan terganggu, jamur bisa menyebabkan infeksi. Ruam, eksim, bahkan gatal-gatal juga bisa terjadi. Mata juga bisa gatal atau bengkak ketka digunakan di wajah.
Bagaimana cara mencegah munculnya jamur?
Hal mudah yang bisa dilakukan adalah menjaga tutup produk skincare tetap rapat untuk mencegah masuknya kelembapan ke dalam produk. Bisa juga simpan di tempat kering dengan kelembapan rendah, di tempat gelap, atau di dalam kulkas.